Senin, 26 Desember 2011

MENGANALISIS ISI JURNAL BERTEMA INTERNET DAN PSIKOLOGI DENGAN JUDUL "EXCESSIVE INTERNET USE" (PENGGUNAAN INTERNET BERLEBIHAN)


Seiring berjalannya waktu, penggunaan internet di seluruh dunia semakin bertambah dan akan terus bertambah. Dari anak-anak sampai orang dewasa tidak luput dari pengguanaan internet. Memang tidak dapat dipungkiri lagi kekayaan manfaat dari internet tersebut, yang dapat mengakses data dengan cepat, mudah dan instant. Tetapi disamping manfaatnya yang sangat banyak, perlu diperhatikan pula kerugian yang dapat ditimbulkan dari penggunaan internet yang berlebihan. Banyak pengaruh yang tidak baik dari penggunaan internet yang berlebihan, dan kerugiannya dapat berdampak pada berbagai aspek, baik aspek biologis, psikologis, dan aspek lainnya. Dari aspek biologis (fisik) dapat terasa apabila kita menggunakan internet, misalnya bermain game-online yang banyak memakan waktu dan tenaga yang dapat membuat tubuh kita kelelahan dan diserang penyakit karena terlalu kelelahan, mata kita juga dipacu untuk terus menatap ke layar monitor komputer, yang apabila terus-menerus seperti itu dapat membuat mata rusak karena terkena radiasi dari komputer, dan masih banyak gangguan lainnya. Selain aspek fisik, aspek psikologis juga dapat berdampak pada penggunaan internet yang berlebihan, misalnya bagi yang sangat kecanduan sosial media facebook atau twitter yang selalu update status, akan terjadi kecemasan dalam diri yang disebabkan karena terlambat membuat status di account-nya atau terlambat membalas retweet teman di twitter atau terlambat membalas pesan dari teman di facebook dan lain sebagainya. Untuk mengupas kasus seperti ini, khususnya kecanduan internet yang dapat berdampak pada psikologis seseorang, kita dapat mencari jurnal yang berkaitan dengan internet dan psikologi, dan dapat kita analisis isi jurnal tersebut agar kurang lebihnya mengetahui dampak psikologis apa saja yang ditimbulkan dari kecanduan internet. Dalam kesempatan kali ini akan kita analisa isi jurnal yang berjudul “Excessive Internet Use” atau “Penggunaan Internet Berlebihan.”

Let us begin our discussion to analyze this…




Australian Journal of Emerging Technologies and Society 2007
Vol. 5, No 1, 2007, pp: 34-47

Excessive Internet Use : The Role of Personality, Loneliness and Social Support Networks in Internet Addiction - (Penggunaan Internet Berlebihan : Peran Kepribadian, Kesepian dan Sosial Mendukung dalam Kecanduan Internet)

By :
Elizabeth Hardie adalah Dosen Senior Psikologi di Swinburne University of Technology.
Ming Yi Tee adalah mahasiswa Pascasarjana Psikologi di Swinburne University of Technology.




ABSTRACT

Sebuah survei online dari 96 orang dewasa menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria Young (1998) pada Test Kecanduan Internet, 40% dari sampel dapat diklasifikasikan sebagai pengguna internet rata-rata, 52% sebagai masalah pengguna berlebihan dan 8% sebagai patologis kecanduan internet. Tiga kelompok berbeda pada berbagai faktor, dengan penggunaan berlebihan dan pecandu menghabiskan waktu yang lebih dalam aktivitas online, yang lebih neurotik dan kurang extraverted, lebih cemas dalam sosial dan kesepian dalam emosional, dan memperoleh dukungan lebih besar dari jaringan internet sosial daripada pengguna internet rata-rata. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa hanya neurotisisme dan dukungan dari jaringan sosial online dirasakan adalah prediktor signifikan penggunaan internet yang berlebihan. Selain itu, pengguna berlebihan ditemukan lebih muda dan kurang berpengalaman dalam menggunakan komputer dari pengguna rata-rata atau pengguna yang kecanduan. 

Keywords : kecanduan internet, penggunaan internet yang berlebihan, kepribadian, kesepian, jaringan dukungan sosial.


 

PENDAHULUAN (TEORI)

Akses internet di seluruh dunia telah meningkat secara dramatis selama dekade terakhir, diperkirakan 1.114.274.426 pengguna pada Maret 2007 (Internet World Stats 2007). Pesatnya pertumbuhan penggunaan internet telah melahirkan penelitian pada kedua manfaat dan bahaya dari aktivitas online. Penelitian awal memperingatkan konsekuensi sosial dan psikologis negatif dari penggunaan internet (Kraut, Patterson, Lundmark, Kiesler, Mukopadhyay & Scherlis 1998), tetapi tindak lanjut penelitian menunjukkan konsekuensi seperti itu hilang dari waktu ke waktu (Kraut, Kiesler, Boneva, Cummings, Helgeson & Crawford 2002). Studi Kraut et al. menunjukkan bahwa potensi konsekuensi psikologis dan sosial yang negatif berkurang karena masyarakat menjadi semakin terbiasa menggunakan internet.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan internet telah sedikit berdampak negatif pada kesejahteraan (Biao-Bin, Man-Na, Bi-Qun & Yong-Hong 2006) dan bahwa partisipasi dalam kegiatan online dapat memberikan manfaat sosial dan psikologis (Cummings, Sproull & Kiesler 2002; Shaw & Gant 2002). Brignall dan Van Valey (2005) mencatat bahwa orang muda yang tumbuh dengan internet menggunakan aktivitas online sebagai bentuk penting dari interaksi sosial. Perse dan Ferguson (2000) menemukan persahabatan sosial menjadi motif terkuat untuk penggunaan internet dan studi baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa orang-orang muda dan orang dewasa sama-sama menggunakan internet untuk menemukan persahabatan dan percintaan (lihat misalnya, Hardie & Buzwell 2006; Whitty 2004). Aktivitas online juga dikenal untuk memberikan dukungan, informasi dan peluang untuk koneksi sosial untuk kelompok-kelompok sosial yang terpinggirkan dan terisolasi seperti yang sama-seks tertarik orang-orang muda (Hillier & Harrison 2007), orang tua dari anak-anak cacat (Blackburn & Baca 2005), orang dengan sosial kecemasan (Campbell, Cumming & Hughes 2006; Erwin, Turki, Heimberg, Fresco & Hantula 2004) dan mereka dengan masalah medis (Fogel, Albert, Schnabel, Ditkoff & Neugut 2002; Kalichman, Benotsch, Weinhardt, Austin, Lukas & Cherry 2003; Houlihan, Drainoni, Warner, Nesathurai, Wierbicky & Williams 2003).

Menggunakan internet mungkin bermanfaat atau baik ketika disimpan pada tingkat “normal”, namun tingkat tinggi penggunaan internet yang mengganggu kehidupan sehari-hari telah dikaitkan dengan berbagai masalah, termasuk penurunan psikososial rincian kesejahteraan, hubungan dan mengabaikan domestik, akademik dan tanggung jawab bekerja (Beard 2002; Weiser 2001; Widyanto & McMurran 2004; Yao-Guo, Lin Feng-Yan & Lin-2006; Muda 1998). Sebuah studi epidemiologi baru-baru ini oleh Stanford University peneliti medis (Aboujaoude, Quran & Game, 2006) menunjukkan bahwa menggunakan internet bermasalah adalah kekhawatiran. Telepon survei mereka dari 2513 rumah tangga mengungkapkan bahwa satu dari delapan orang Amerika menunjukkan penanda potensi masalah untuk penggunaan internet yang berlebihan.

Sementara jumlah aktivitas internet yang dianggap “berlebihan” adalah penilaian subjektif, dan klasifikasi penggunaan internet berat sebagai gangguan klinis mungkin kontroversial, beberapa berpendapat bahwa ketergantungan patologis pada kegiatan internet, atau kecanduan internet, dapat dianggap gangguan klinis yang memenuhi kriteria DSM-IV untuk ketergantungan zat (lihat Nichols & Nicki 2004). Kecanduan internet ditandai oleh Young (1996; 1998) sebagai internet digunakan secara berlebihan yang mengganggu pola tidur seseorang, produktivitas kerja, rutinitas sehari-hari dan kehidupan sosial. Muda mengembangkan alat diagnostik, Test Kecanduan Internet (IAT), yang telah terbukti menjadi instrumen yang dapat diandalkan dan valid untuk mengklasifikasikan pengguna internet menjadi tiga kelompok : Pengguna rata-rata yang memiliki kontrol penuh atas aktivitas internet mereka, Pengguna yang berlebihan yang sering mengalami karena aktivitas internet mereka bermasalah dan Pecandu internet yang mengalami masalah yang signifikan karena ketergantungan mereka pada aktivitas internet (lihat Young 1998; juga Widyanto & McMurran, 2004). Sementara label ini adalah klasifikasi yang terbuka untuk diperdebatkan, terminologi Young akan digunakan dalam penelitian ini.

AJETS Vol. 5, No 1, 2007, pp: 34-47

Hal ini jelas bahwa orang-orang dari segala usia sekarang menggunakan internet, tetapi banyak penelitian tentang penggunaan internet yang berlebihan telah didasarkan pada sebagian kecil mono-kultural sampel siswa. Sebagai contoh, (2004) studi Engelberg dan Sjoberg dari kecanduan internet, kesepian dan sosio-emosional keterampilan itu didasarkan pada sampel dari 41 mahasiswa ekonomi Swedia. (2002) studi Shaw dan Gant dari penggunaan internet, kesepian dan dukungan dirasakan didasarkan pada 20 diad chatting sarjana AS. Demikian juga, Amichai-Hamburger dan Ben-Artzi (2003) menggunakan sampel kecil dari mahasiswa Israel dalam studi mereka menggunakan kepribadian, kesepian dan internet.

Beberapa penelitian terakhir telah menggunakan mono-kultural yang lebih besar sampel remaja. Yao-Guo et al. (2006) mensurvei 476 siswa Cina SMP dan menemukan bahwa sekitar 11% menderita gangguan kecanduan internet. Bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, remaja kecanduan internet memiliki lebih banyak masalah emosional dan kepribadian. Dalam studi lain Cina, Biao-Bin dkk. (2006) disurvei 692 remaja untuk mengeksplorasi hubungan antara kepuasan hidup, emosi dan menggunakan internet. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perilaku internet remaja berdampak kecil terhadap kesejahteraan subjektif, tetapi tidak jelas apakah temuan ini dapat digeneralisasi untuk sampel orang dewasa lebih beragam budaya.

Para peneliti telah meneliti hubungan antara penggunaan internet yang berlebihan dan berbagai faktor, termasuk karakteristik demografis seperti gender (Amichai-Hamburger & Ben-Artzi 2003), ciri-ciri kepribadian seperti neurotisisme dan extraversion (Wolfradt & Doll 2001), menyatakan emosional seperti kesepian dan kecemasan (Caplan 2003; Moody 2001; Gembala & Edelmann 2005;. Yao-Guo et al 2006), jaringan dukungan sosial yang tidak memadai (Cummings et al, 2002;. Kraut et al, 2002.) dan jenis kegiatan khusus internet (Widyanto & McMurran 2004).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor kepribadian dapat mendukung hubungan antara penggunaan internet dan kesehatan emosional. Sebagai contoh, penelitian Kraut et al (2002) menunjukkan bahwa faktor kepribadian extraversion dimediasi hubungan antara penggunaan internet dan emosi. Mereka digolongkan sebagai extraverts cenderung mendapatkan keuntungan dari menggunakan internet, dengan pengguna sering menunjukkan tingkat rendah berdampak negatif, kesepian kurang, dan harga diri yang lebih besar. Pengguna sering lebih introvert cenderung memiliki pola yang kontras kesepian yang lebih besar, mempengaruhi negatif dan rendah diri. Wolfradt dan Doll (2001) menemukan bahwa kepribadian dipengaruhi motif untuk penggunaan internet. Dalam studi mereka, sifat neurotisisme dikaitkan dengan motivasi yang lebih besar untuk menggunakan internet untuk tujuan hiburan dan komunikasi antarpribadi. Extraversion hanya dikaitkan dengan motif komunikasi interpersonal. Berbeda dengan studi yang disebutkan di atas, Engelberg dan Sjoberg (2004) tidak menemukan hubungan antara penggunaan internet dan karakteristik kepribadian.

Ketika peran gender dipertimbangkan bersama dengan menggunakan internet, Amichai-Hamburger dan Ben-Artzi (2003) menemukan bahwa kepribadian dikaitkan dengan penggunaan internet untuk wanita, bukan pria. Studi mereka menunjukkan extraversion yang negatif terkait, dan neurotisisme positif terkait, dengan penggunaan situs sosial online untuk wanita, tetapi untuk pria tidak ada hubungan yang signifikan antara kepribadian dan penggunaan situs-situs sosial.

Studi menggunakan internet, keadaan emosional dan jaringan dukungan sosial telah menghasilkan temuan dicampur. Sebagai contoh, beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara penggunaan internet dan kesepian (Matsuba 2006; Morahan-Martin & Schumacher 2003). Shaw dan Gant (2002) menemukan bahwa penggunaan internet yang lebih besar dikaitkan dengan penurunan dalam kesepian dan peningkatan dukungan sosial dirasakan. Cummings et al. (2002) juga menemukan manfaat dukungan sosial, dengan partisipasi aktif dalam merupakan newsgroup online terkait dengan manfaat jaringan sosial seperti menemukan orang dengan pengalaman serupa, dan mengembangkan orientasi komunitas yang kuat. Sebaliknya, Engelberg dan Sjoberg (2004) menemukan sering menggunakan Internet untuk dihubungkan dengan kesepian yang lebih besar, adaptasi sosial miskin dan keterampilan emosional. 

Hardie & Tee : Penggunaan Internet berlebihan (2001) menemukan bahwa penggunaan internet tinggi dikaitkan dengan tingkat tinggi kesepian emosional, tetapi tingkat rendah kesepian sosial. Caplan (2003) menemukan bahwa individu kesepian dapat mengembangkan preferensi untuk interaksi sosial online yang dapat menyebabkan penggunaan internet bermasalah. Demikian pula, Erwin dkk. (2004) menemukan bahwa individu sosial cemas mengembangkan preferensi untuk aktivitas internet. Mereka dengan kecemasan paling parah interaksi sosial menghabiskan waktu online yang paling.

Setiap penelitian tersebut di atas telah menghasilkan hasil yang menarik, tetapi tidak ada yang termasuk rangkaian lengkap dari faktor psikososial. Pertanyaan tetap tentang pengaruh relatif dari usia, jenis kelamin, kepribadian, emosi, jaringan dukungan dan jenis aktivitas online pada penggunaan internet, khususnya tingkat bermasalah menggunakan internet berlebihan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk survei sampel beragam pengguna internet dewasa tentang penggunaan internet mereka. Peserta yang berusia di atas 18 direkrut melalui chat room internet, forum online dan jaringan diketahui oleh peneliti. Dengan demikian, peserta dipilih diri dari komunitas internet global. Strategi ini menghindari keterbatasan siswa hanya contoh atau mono-bias budaya studi sebelumnya, meskipun sampel terbatas pada mereka dengan keterampilan bahasa Inggris. Responden menjawab serangkaian pertanyaan tentang kepribadian, emosi, jaringan sosial dan aktivitas internet.

Penelitian ini ditujukan tiga pertanyaan penelitian :

1.   Proporsi responden dewasa Apa yang dapat diklasifikasikan sebagai pengguna biasa, pengguna yang berlebihan atau pecandu internet?

2.   Apakah tiga kelompok berbeda dalam hal usia, jenis kelamin, aktivitas internet, extraversion, neuroticism, kesepian sosial dan emosional, kecemasan sosial, online dan offline jaringan dukungan sosial?

3.   Kepribadian demografi, dukungan emosi, sosial dan faktor aktivitas internet terbaik memprediksi menggunakan internet berlebihan?


Tabel 1 - Rata-rata waktu yang dihabiskan dalam aktivitas online untuk kelompok pengguna rata-rata, pengguna yang berlebihan dan pecandu internet.




Tabel 2 - Kepribadian, emosi dan skor dukungan sosial untuk kelompok pengguna rata-rata, pengguna yang berlebihan dan pecandu internet.




Tabel 3 - Hasil analisis 5 langkah hirarkis regresi menggunakan demografi, kepribadian, emosi, dukungan sosial dan faktor aktivitas internet untuk memprediksi skor kecanduan internet.




METODE, BAHAN DAN PROSEDUR




RINGKASAN ISI JURNAL

Studi ini menunjukkan bahwa kriteria kecanduan internet Young (1996; 1998) yang diterapkan pada sampel yang beragam dari 96 orang dewasa, 40% dapat digolongkan sebagai pengguna internet rata-rata, 52% sebagai pengguna yang berlebihan dengan masalah sering disebabkan oleh penggunaan internet mereka, dan 8% memiliki ketergantungan yang patologis di internet. Semua kelompok melaporkan tingkat yang sama dari dukungan wajah mereka untuk menghadapi jaringan sosial dan tingkat moderat kesepian sosial. Kelompok-kelompok berbeda pada berbagai faktor, dengan pengguna yang berlebihan dan pecandu pelaporan jam semakin besar terlibat dalam aktivitas online, lebih banyak dukungan dari jaringan internet sosial mereka, tingkat yang lebih tinggi dan tingkat yang lebih rendah neurotisisme-extraversion, kecemasan sosial yang lebih besar dan lebih emosional daripada kesepian pengguna internet rata-rata. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa hanya dua faktor, kepribadian neurotik dan dukungan tingkat tinggi yang dirasakan dari jaringan sosial online diprediksi tingkat penggunaan internet yang berlebihan. Pengguna yang berlebihan ditemukan lebih muda dan kurang berpengalaman dalam menggunakan komputer dari pengguna rata-rata atau kecanduan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan peran kepribadian dan melacak kemungkinan jalur pada awalnya dan digunakan untuk menggunakan rata-rata pada kecanduan patologis.


KESIMPULAN

Dari pembahasan jurnal Hardie & Tee dapat disimpulkan bahwa menurut survei online dari 96 orang dewasa menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria Young (1998) pada Test Kecanduan Internet :

40% dapat diklasifikasikan sebagai pengguna internet rata-rata.
52% dapat diklasifikasikan sebagai masalah penggunaan internet yang berlebihan.
8% dapat diklasifikasikan sebagai patologis kecanduan internet.

Neurotisisme dan dukungan dari jaringan sosial online adalah prediktor signifikan penggunaan internet yang berlebihan. Pengguna yang berlebihan ditemukan lebih muda dan kurang berpengalaman dalam menggunakan komputer dari pengguna rata-rata atau kecanduan.

Dilihat dari tabel 2 (Kepribadian, emosi dan skor dukungan sosial untuk kelompok pengguna rata-rata, pengguna yang berlebihan dan pecandu internet) permasalahan internet yang berpengaruh pada psikologis pengguna yang kecanduan internet adalah masalah neuroticism, selanjutnya masalah extraversion, lalu kecemasan sosial, kesepian emosional, kesepian sosial, dukungan sosial, dan terakhir dukungan sosial internet. Untuk permasalahan pada pengguna internet yang berlebihan, masalah psikologis yang utama adalah masalah neuroticism, selanjutnya masalah extraversion, lalu kecemasan sosial, diikuti dengan kesepian emosional, kesepian sosial, dukungan sosial, dan terakhir dukungan sosial internet.

Penggunaan internet yang berlebihan mencapai presentase 52% sangat jauh berbeda dengan yang kecanduan internet yang hanya mencapai 8% saja. Walaupun masalah kecanduan internet hanya mencapai presentase yang sedikit, tetapi melihat presentase penggunaan internet yang berlebihan mencapai 52% perlu diperhatikan lagi permasalahan ini, karena kecanduan internet bermula dari keasyikan kita berlama-lama menggunakan internet, lambat laun kita akan merasa cemas dengan tidak bermain internet, dan lama-kelamaan akan menjadi pecandu internet yang sulit lepas dari internet dan berdampak kurang baik dalam aspek psikologis (neuroticism, extraversion, kecemasan sosial, kesepian emosional, kesepian sosial, dukungan sosial, dan dukungan sosial internet).

Waspadalah dengan penggunaan internet yang berlebihan, karena dapat berdampak pada masalah yang lebih kompleks lagi yaitu bahaya kecanduan internet. Gunakanlah internet dengan sewajarnya, jangan sampai penggunaan internet merugikan diri sendiri…

(Untuk mengetahui penjelasan yang lebih akurat mengenai jurnal ini, dapat mengunjungi link yang tertera pada referensi)

Semoga bermanfaat untuk para pembaca, Terimakasih... 
*Vinni Febrina*


Referensi :


Minggu, 27 November 2011

MENGANALISIS WEBSITE “PSIKOLOGI ZONE” PORTAL PSIKOLOGI TERBESAR DI INDONESIA DAN BERBAGAI MANFAATNYA DALAM BIDANG PSIKOLOGI


Dewasa ini penggunaan internet oleh seluruh dunia semakin bertambah dan akan terus bertambah seiring jalannya globalisasi dan peningkatan teknologi. Dari anak-anak sampai orang dewasa tidak luput dari pengguanaan internet. Memang tidak dapat dipungkiri lagi kekayaan manfaat dari internet tersebut, yang dapat mengakses data dengan cepat, mudah dan instant. Dengan adanya internet juga dapat memudahkan banyak orang untuk menyalurkan kesukaannya dalam berbisnis online seperti menjual pakaian, jam tangan, tas, accessoris dan lain-lain yang dapat menghasilkan uang. Selain bisnis online, membuat website, blog dan sarana lainnya di internet dalam konteks membuat website atau blog berisi ilmu pengetahuan tentang bidang-bidang tertentu, misalnya website atau blog yang berisi tentang artikel, opini, berita tentang bidang yang diinginkan dan lain sebagainya yang tentunya dapat memberikan pengetahuan baru ataupun memberikan berbagai macam informasi dalam kehidupan. Seperti website atau blog yang berisikan segala sesuatu yang berhubungan dengan psikologi, kedokteran, dan bidang lainnya. 

Untuk contoh pemanfaatan internet, saya mengambil pemanfaatan internet dalam bidang psikologi, dan saya mencoba menganalisis website “Psikologi Zone” yaitu portal psikologi terbesar di Indonesia. Content dalam website Psikologi Zone sangat banyak dan lengkap. Pengetahuan dan informasi tentang psikologi yang di paparkan sangat bagus dan kaya akan manfaat, dan yang lebih menarik, artikel, dan berita yang di-share sangat bervariasi dan banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Psikologi Zone juga menyediakan sarana konsultasi atau bisa disebut E-Counseling. E-Counseling ini tidak dipungut biaya (gratis), rahasia dan tidak mengikat, konsultasinya pun ditangani oleh psikolog yang berpengalaman. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang Psikologi Zone, saya akan mencoba menganalisis content dan berbagai manfaat dari website Psikologi Zone ini. 

Let us begin our discussion to analyze this…


Jika kita mengetikan www.psikologizone.com maka akan muncul website psikologi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Berikut ini adalah tampilan utama (beranda) saat membuka website Psikologi Zone…


 (Beranda Psikologi Zone)

FITUR DALAM PSIKOLOGI ZONE
 
Fitur yang ada dalam Psikologi Zone juga cukup banyak yaitu :


(Tentang Psikologi Zone)


Memposting Artikel, Opini dan Berita

Psikologizone.com membebaskan Anda untuk sebebas mungkin. Tidak ada pembatasan format maupun bentuk tulisan. Anda dapat menuliskan opini, laporan, pendapat, abstrak karya ilmiah, review, pertanyaan dan macam-macam lagi. Tema besar dari situs ini adalah “Psikologi” dengan pengertian yang luas, karena subjek itu adalah tema yang kaya maka kami percaya hampir semua sisi kehidupan tersentuh oleh tema tersebut, tapi agar lebih rapi maka kami telah menyediakan 9 katagori besar dimana Anda dapat menempatkan posting Anda, yaitu :

*Berita
*Ilmu Psikologi
*Klinis
*Perkembangan
*Pendidikan
*Industri
*Sosial
*Video
*Event

Menyatakan Pendapat atau Komentar

Psikologizone.com hidup karena pendapat, reaksi, komentar dan tanggapan dari para pembacanya. Oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk menyatakan pendapat. Di setiap tulisan yang muncul di Psikologizone.com Anda dapat memberikan reaksi atau komentar dan pendapat Anda sendiri di bagian bawah dari postingan tersebut. Untuk memberikan pendapat Anda haruslah login atau registrasi sebagai member terlebih dahulu dan registrasi ini bersifat gratis.

Memberikan Rating setiap Tulisan

Posting dengan rating tinggi akan muncul di halaman muka (front page), sehingga informasi mana yang makin luas diakses oleh terbanyak pembaca ditentukan oleh suara Anda sebagai pembaca sendiri.

Kirim Pesan ke Anggota yang Lain

Anda juga dapat mengirimkan pesan pada anggota lainnya yang tergabung dalam psikologizone.com. Berbagai fasilitas seperti send message, inbox dan outbox sudah tersedia untuk anda.

Menampilkan Profil Penulis

Anda dapat menampilkan profil di bawah setiap tulisan anda. Profil ini terdiri dari nama, foto, biografi, facebook, twitter, google+ dan lain-lain.


MENU-MENU DALAM PSIKOLOGI ZONE


(Menu-menu dalam Psikologi Zone)


Dengan meng-klik deretan menu-menu yang telah disediakan oleh Psikologi Zone diatas, kita bisa mendapatkan berbagai informasi tentang psikologi.

1.   BERITA

Dalam menu berita, kita dapat mengetahui informasi tentang Seminar Psikologi dan Events yang akan diadakan di suatu daerah. Tanggal pelaksanaan seminar atau events juga telah tertera, jadi kita bisa dengan mudah mengetahui waktunya. Seminar dan events yang diadakan adalah tentang :

*Seminar Deteksi dan Pengasuhan Anak Berbakat dengan Disinkroni
*Colorful Kites : Lomba Melukis Layang-layang
*Seminar Love Our Earth with Our Heart, “What is Disaster?”
*Seminar Peran Psikologi dalam Boundaryless Organization
*Seminar “Apakah Anak Saya Hiperaktif?” 


(Berita tentang Seminar atau Events Psikologi)

2.   ILMU PSIKOLOGI

Dalam menu Ilmu Psikologi, berisikan tentang Aliran-aliran Psikologi dan juga Tokoh-tokoh Psikologi yang dapat menambah wawasan kita serta Tes-tes Psikologi yang tentunya sangat menarik.

Aliran Psikologi

Dalam Aliran Psikologi, berisikan tentang teori dari aliran-aliran psikologi seperti :

*Psikologi Eksistensialisme
*Kritik Psikologi, Masihkah Relevan?
*Sejarah dan Aliran Psikologi
*Psikologi Pendidikan
*Psikologi Perkembangan Masa Hidup
*Psikoanalisis
*Psikologi Behaviorisme


(Aliran-aliran Psikologi)


Tokoh Psikologi 

Tokoh-tokoh psikologi terkenal yang disertai biografi yang lengkap juga dapat menambah pengetahuan kita tentang dunia psikologi.

*Biografi Singkat, Albert Bandura
*Biografi Singkat, Abraham Maslow
*Biografi Singkat, Ludwig Binswanger
*Biografi Singkat, Hans Eysenck
*Biografi Singkat, Erich Fromm
*Biografi Singkat, Erik Erikson
*Biografi Singkat, Carl Gustav Jung


 (Tokoh-tokoh Psikologi)


Tes Psikologi

Tes-tes psikologi dalam Psikologi Zone sangat unik, selain itu tidak hanya memberitahu tentang tes-tesnya saja, tetapi juga memberikan informasi tentang permasalahan dalam pengukuran psikologi dan lain sebagainya.

*Kartu Tarot dan Psikologi
*Permasalahan dan Kesalahan Pengukuran Psikologi
*Jenis Skala Pengukuran
*Grafologi, Membaca Kepribadian dari Tulisan Tangan
*Tes Proyektif (Projective Approaches Test)
*Pengertian Definisi Tes dalam Psikologi


(Tes-tes Psikologi)


Dari beberapa tes-tes psikologi diatas, menurut saya yang menarik adalah tes Grafologi. Berikut penggalan dari tes Grafologi tersebut :


(Tes Grafologi)

Oleh : Muhammad Baitul Alim
Sabtu, 13 Mar 2010

Pengertian dari grafologi adalah seni membaca karakter tulisan tangan. Tulisan tangan mirip sidik jari-setiap orang memiliki ciri khusus, kalaupun ada dua orang memiliki tulisan tangan yang sama, jika anda perhatikan, pasti akan terlihat bedanya. Tulisan tangan terbentuk dari rangsangan kecil dari otak sehingga sering sekali para ahli grafologis menyebut tulisan tangan adalah “tulisan otak.” Grafologi merupakan sebuah ilmu yang empirik, karena ilmu ini dibuktikan berdasarkan fenomena dalam satu populasi dan ada kuantifikasi hasil atau ada hasil dari uji statistik yang bisa dipertanggungjawabkan.

Grafologi juga digunakan di bidang kriminalitas, forensik, dan konseling. Analisis tulisan tangan sangat penting dalam menentukan apa ada dokumen yang dipalsukan, karena masih tetap bergantung pada fakta bahwa tiap orang menulis dengan cara yang berbeda dan variasi sekecil apapun bisa diketahui. Grafologi juga bisa digunakan para ahli untuk mendiagnosis penyakit mental, dan bisa digunakan oleh polisi untuk mendapatkan gambaran tentang kesehatan mental dari tersangka.

3.   KLINIS

Dalam menu Klinis, terdapat banyak artikel menarik seperti berikut ini :

*Sholat sebagai Psikoterapi Frustasi dan Pencegah Depresi
*Bagaimana Otak Bereaksi Pada Kesalahan, Tergantung Pola Pikir Anda
*Terapi Humor Efektif untuk Agitasi Pada Penderita Demensia
*Kegiatan Positif, Cara Efektif Menangani Depresi
*Mengingat untuk Melupakan : Pengaruh Amnesic dari Melamun
*Tidur Membuat Ingatan Kuat dan Meningkatkan Kreativitas
*Mencatat Sambil Mendengarkan Meningkatkan Daya Ingat


(Artikel Klinis)


Dari beberapa artikel diatas, menurut saya artikel yang paling menarik adalah artikel yang berjudul “Sholat sebagai Psikoterapi Frustasi dan Pencegah Depresi” berikut penggalan artikel tersebut :


 
(Artikel Klinis “Sholat sebagai Psikoterapi Frustasi dan Pencegah Depresi”)


Oleh : Ahmad Rusydi, S.Psi, S.Sos.I.
Jakarta, 22 Oktober 2011

Penelitian ilmiah menunjukan bahwa ada pengaruh positif antara ibadah ritualistik terhadap kesahatan mental dan kebahagiaan spiritual, seperti penelitian yang dilakukan Cox (1073), Kilbourne & Richardson (1984), Richardson (1985) (dalam rakhmat, 2003). Pada tahun 1998 dilakukan penelitan oleh I. Marshal (dalam Hidayati, 2007) menjelaskan tentang bagian otak depan yang disebut lobus frontalis ternyata ada titik pada bagian ini yang dapat menghubungkan dengan jiwa, kalbu, dan menghubungkan kepada tuhan, titik ini mereka sebut God Spot. Bagian tersebut apabila diberikan rangsangan gelombang mikro elektronik maka orang yang bersangkutran akan merasakan sebuah kekhusyu’an, kedamaian, dan rasa dekat dengan tuhan. Titik tersebut sering distimulus oleh orang yang sholat pada gerakan sujud yang merupakan gerakan terbanyak dalam sholat.

4.   PERKEMBANGAN

Dalam menu Perkembangan, berisikan artikel perkembangan dalam berbagai macam  lingkup yaitu Individu, Anak, Remaja, Dewasa, dan Keluarga.

Individu

*Cara Mengendalikan Rasa Marah
*Pengertian Agresi dan Perbedaanya
*Smartphone, Lawan atau Kawan?

Anak    

*Mengetahui dan Mendeteksi Anak Stres
*Ibu Bekerja dan Dampaknya Pada Anak
*Temukan Waktu Berkualitas Bersama Anak

Remaja

*Tips Cara Terbuka dengan Orangtua
*Remaja, Pekerjaan dan Pemilihan Karir

Dewasa 

*Teori-teori Fase Dewasa
*Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Akhir
*Perkembangan Fisik Masa Dewasa Akhir

Keluarga

*5 Fakta tentang Perceraian yang Perlu Diperhatikan
*Tanpa Seks di Luar Nikah, Hubungan Rumah Tangga Lebih Puas
*Berapa Sering Anda Bertengkar dengan Pasangan?


(Artikel Perkembangan)


5.   PENDIDIKAN

Dalam menu Pendidikan, berisikan artikel-artikel menarik sebagai berikut :

*Home Schooling, Sebuah Alternatif Pendidikan
*Murid Sebagai Korban Penganiayaan
*Prestasi Anak atau Ambisi Orangtua?
*Macam Kesulitan Belajar Siswa
*Mengingat Lebih Efektif Dilakukan Sendiri


(Artikel Pendidikan)


6.   INDUSTRI

Dalam menu Industri, berisikan artikel-artikel menarik sebagai berikut :

*Punya Sohib di Tempat Kerja Mempengaruhi Kinerja?
*Kesejahteraan Karir = Kesejahteraan Hidup
*Dua Jenis Sumber Munculkan Work Engagement
*Rahasia Kebahagiaan di Tempat Kerja
*Perencanaan Hidup Setelah Lulus Kuliah


(Artikel Industri)


7.   SOSIAL

Dalam menu Sosial, berisikan artikel-artikel menarik sebagai berikut :

*Mengapa Beberapa Orang Lebih Mudah Marah dari Pada Lainnya?
*Hikmah Berqurban dalam Perspektif Psikologi Islam
*Belajar Memaafkan, Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik
*Ternyata, Kepribadian Mempengaruhi Berat Badan
*Bagaimana Mengekspresikan Kemarahan Kita


(Artikel Sosial)

 
8.   KATA PAKAR

Dalam menu kata pakar, berisikan artikel-artikel menarik dari para pakar sebagai berikut :

*Sarlito W. Sarwono : Budaya Perbudakan Picu Kekerasan TKW
*Roby Muhamad : Internet adalah Online Tools for Offline Actions


(Artikel Para Pakar)


9.   KONSULTASI

Konsultasi Psikologi Zone merupakan konsultasi berbasis E-Counseling, yaitu konsultasi yang dilakukan melalui media internet. Fokus menangani masalah psikologis yang terbagi ke dalam enam kategori. Konsultasi ini bersifat gratis, rahasia, dan tidak mengikat. Fitur konsultasi ini diasuh oleh tiga psikolog profesional guna menjamin segala pertanyaan mendapat respon dan tanggapan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Psikolog yang menangani E-Counseling :

Uswatun Hasanah, S.Psi. M.Psi. Seorang psikolog yang berpengalaman dalam menangani masalah-masalah psikologis, mulai dari hubungan interaksi keluarga, anak dan remaja, pendidikan, hingga gangguan psikologis lain. Sehari-hari, beliau adalah dosen di Fakultas Psikologi Universitas Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur. Juga, menjadi direktur dan konsultan pendidikan anak, rekan ahli psikologi di beberapa lembaga, dan dipercaya sebagai pembicara di berbagai seminar, pelatihan, dan talk show.

Israele Euaggelion, S.Psi. M.Psi. Pendidikan psikologinya ditempuh di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta, dengan fokus bidang kajian psikologi klinis anak. Selain dipercaya sebagai konselor, juga berpengalaman dalam bidang psychological testing di berbagai institusi pendidikan dan bank swasta ternama di Indonesia. Saat ini, tergabung dalam lembaga Psychological Assesement.Centre “LOVE”, merupakan assessment centre yang bergerak di bidang klinis, pendidikan, serta industri dan organisasi.

Dani Tri Astuti, S. Psi. M.Psi. Menyelesaikan pendidikan psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta. Mendalami bidang psikologi klinis anak dan dewasa. Saat ini, dipercaya sebagai Psikolog di rumah sakit swasta di Tangerang. Berpengalaman sebagai konselor dan tester di beragam insitusi pendidikan. Kini, tergabung dalam lembaga Psychological Assesement.Centre “LOVE”, merupakan assessment centre yang bergerak di bidang klinis, pendidikan, serta industri dan organisasi.







 (E-Counseling Psikologi Zone)


Contoh E-Counseling dalam Psikologi Zone sebagai berikut :

Konsultasi dengan Uswatun Hasanah.S.Psi.M.Psi  tentang “Kepercayaan pada Pasangan” sebagai berikut :


(Konsultasi tentang “Kepercayaan pada Pasangan”

Pertanyaan :

.....Saya punya masalah dengan trauma sejak 3 tahun yang lalu saya pernah ditinggal sama calon suami saya, karena di tinggalkan sejak itu saya jadi semakin tidak percaya sama yang namanya cowok. Kalaupun saya sekarang posisinya punya pacar tapi tetap ada rasa tidak percaya. Ada 1 hal lagi ternyata pacar saya yang sekarang itu orangnya masih manja sama ortunya, karena saya tidak terbiasa dengan sikap yang seperti itu saya jadi semakin risih. Gimana cara merubah dia biar tidak manja lagi. (E.AK, 23, Marketing).....

Jawaban : 

…..Kegagalan memang sesuatu yang menyakitkan dan kadang menyisakan kenangan yang pahit dan sulit dilupakan. Trauma adalah suatu situasi yang tidak menyenangkan sulit untuk dilupakan oleh seseorang, sehingga setiap mengalami kejadian yang sama pasti dikait-kaitkan dengan kejadian yang sekarang. Itu pertanda kita belum mampu memaafkan kejadian itu dan tidak menyadari bahwa setiap kejadian memiliki hikmah yang baik untuk kita jadikan pelajaran berharga di masa depan. Mungkin dia bukan yang terbaik buat anda dalam pandangan Tuhan dan Tuhan akan memberikan ganti yang lebih baik, yang harus kita pahami adalah “setiap orang tidaklah sama satu dengan yang lainnya” dan setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan”.

Dengan memupuk rasa tidak percaya pada pasangan akan terus semakin menyiksa anda dalam menjalani sebuah hubungan karena pada jalinan cinta pasti dibutuhkan rasa saling percaya. Jika rasa saling percaya tidak ada maka jalinan cinta akan rapuh, cobalah untuk berfikir jernih dan menyadari persoalan ini, jadikan sesuatu hal positif dalam pikiran anda. Jika pacar anda masih manja terhadap orang tuanya cobalah untuk dibicarakan baik-baik tanpa menyinggungnya, sampaikan bahwa sikap dia yang manja terhadap orang tuanya membuat anda merasa kurang berkenan melihatnya, karena menurut anda kurang baik di seusianya. Demikian saran saya semoga bermanfaat, terimakasih sudah mempercayai kami untuk membantu anda…..

Now, let’s us analyze the colors in the website…
Check this out…

ASPEK PSIKOLOGI WARNA DALAM DESIGN WEBSITE

Warna adalah sebuah unsur utama dalam design. Warna  juga memiliki dampak psikologis bagi yang melihatnya. Salah satu ilmuwan terkenal yang pernah meneliti efek psikologis warna adalah Johann Wolfgang Goethe lewat bukunya “Theory of Colours” (tahun 1947) mengemukakan berbagai hasil penelitiannya tentang dampak psikologis warna bagi yang melihat. Ia juga mengutarakan bahwa kepribadian seseorang akan menentukan apa warna kesukaannya, demikian juga sebaliknya.

Selain itu, warna juga membantu kita dalam mengenali suatu objek dan dapat merebut perhatian, menarik, menolak, menggemaskan, bahkan mempengaruhi emosi. Warna juga dapat menimbulkan kesan pertama kepada pengunjung ketika menjelajah sebuah situs website karena warna adalah hal pertama yang dilihat terutama untuk background. Penting sekali untuk mempertimbangkan pemilihan warna dari segi psikologis karena dapat mempengaruhi pengunjung. 




Di Psikologi Zone lebih dominan menggunakan “Warna Putih” untuk background website-nya. Menurut psikologi warna pada sumber yang saya ambil, walaupun warna putih terlihat hampa, tetapi warna putih mengisyaratkan kesucian, ketulusan, bersih,  jujur,  murni, dan juga sederhana. Putih adalah warna netral, sehingga bisa dicampur dengan warna apapun, tulisan dalam sebuah website juga dapat terlihat jelas jika dilatarbelakangi dengan warna putih, sehingga pengunjung dapat lebih mudah untuk membaca content dalam sebuah website. Dalam dunia design, putih menimbulkan kesan informatif, jelas, dan professional. 

Dari pemaparan diatas tentang psikologi warna, dapat disimpulkan bahwa warna putih adalah warna yang cukup bagus untuk design warna sebuah website, Psikologi Zone menggunakan warna putih untuk background website-nya mungkin untuk menampilkan kesan yang formal, jelas dan professional, karena dalam Psikologi Zone berisi semua tentang psikologi, dari mulai ilmu pengetahuan tentang psikologi sampai dengan sarana konsultasi atau E-Counseling yang memerlukan kesan formal dan jelas. Selain itu juga agar memudahkan pengunjung untuk membaca content dalam website Psikologi Zone sehingga tidak terjadi kekeliruan.

MANFAAT WEBSITE PSIKOLOGI ZONE

1.   Sangat membantu dalam “Ilmu Pengetahuan” dunia psikologi (baik oleh para mahasiswa/i fakultas psikologi untuk memperdalam tentang psikologi maupun orang-orang awam yang ingin mengetahui tentang psikologi).

2.   Banyak berita dan artikel yang sangat menarik dan artikel yang disuguhkan banyak memberi inspirasi dan juga motivasi. Dengan kata lain, artikelnya banyak memberi manfaat bagi pembacanya.

3.   Mengikuti seminar-seminar psikologi yang terdapat dalam info “Seminar Psikologi” Psikologi Zone di berbagai daerah juga dapat melengkapi dan memperdalam pengetahuan kita tentang psikologi.

4.   Sarana konsultasi (E-Counseling) sangat banyak membantu bagi siapa saja yang berkonsultasi tentang problem yang mengganggu  hari-hari mereka, baik di kalangan remaja maupun orangtua.


KESIMPULAN

Website Psikologi Zone merupakan portal psikologi terbesar di Indonesia yang berisi segala sesuatu tentang psikologi, dimulai dari artikel, berita, seminar psikologi dan juga sarana konsultasi yang sangat banyak membantu. Bagi yang mengunjugi website ini pasti banyak mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat. 

Untuk lebih mengetahui tentang Psikologi Zone…
Dapat mengunjungi website-nya : http://www.psikologizone.com/
Selain itu, dapat mengunjungi facebook-nya : http://www.facebook.com/psikologizone 
Dan juga dengan mem-follow twitter-nya : @psikologizone



Semoga bermanfaat untuk pembaca, Terimakasih...
*Vinni Febrina*



Daftar Pustaka :
http://www.psikologizone.com/
http://www.gravisware.com/tutorial/90-warna-dalam-website.html
http://abangadek-adv.com/index.php?option=com_content&view=article&id=66&Itemid=89