Pada perkuliahan Mata Kuliah
Kesehatan Mental, kita diperlihatkan beberapa cuplikan film yang maknanya sangat
inspiratif dan sangat memotivasi. Beberapa diantaranya menceritakan tentang pengaruh
kata-kata negatif terhadap diri, berpikir positif, cara memotivasi diri, berjuang
untuk menggapai cita-cita, membahagiakan orang-orang yang disayangi, pengorbanan
dalam hidup, kasih sayang orang tua kepada anak, bagaimana cara menghargai
waktu dan lain sebagainya.
Perasaan saya pribadi tentang
cuplikan beberapa film tersebut adalah terharu sekaligus bangga, karena ternyata
masih banyak orang-orang diluar sana yang jauh lebih tidak beruntung
keadaannya, tetapi mereka semua mampu menjalani hidup ini dengan sangat baik
dibandingkan orang-orang normal lainnya.
Semua cuplikan film yang
ditayangkan sangat bagus, tetapi yang sangat menyentuh hati saya adalah kisah
tentang kasih sayang orang tua kepada anak dan bagaimana kita menghargai waktu
kita sebelum terlambat. Dalam cuplikan film tentang kasih sayang orang tua kepada
anak menceritakan bahwa ada seorang anak laki-laki sedang membaca koran yang
sedang duduk di halaman rumahnya dengan Ayahnya, Ayahnya bertanya kepada
anaknya ketika Ia mendengar suara burung gereja dibalik rerumputan.
Ayah
: “Suara apa itu?”
Anak
: “Itu burung gereja…”
Beberapa
detik kemudian, Sang Ayah bertanya kembali kepada anaknya.
Ayah
: “Suara apa itu….?”
Anak
: “Itu burung gereja..!” (dengan nada
sedikit marah)
Lalu,
beberapa detik kemudian Sang Ayah bertanya kembali kepada anaknya.
Ayah
: “Suara apa itu….??”
Anak : “Itu burung gereja papa!!! Apa kamu tidak dengar!!”
bla.. bla.. bla.. (dengan nada sangat
marah)
Sang
Ayah kemudian masuk kedalam rumahnya dan mengambil diary tentang kisahnya
dengan Si Anak saat masih kecil. Sang Ayah menunjuk suatu kalimat dan meminta Si
Anak membacakannya. Didalam diary tertulis bahwa pada saat si anak masih kecil,
Si Anak bertanya kepada Ayahnya saat sedang di halaman rumah yang menanyakan
burung gereja, sama persis dengan kisah yang sedang dialami pada saat itu,
tertulis bahwa Si Anak menanyakan “Suara apa itu?” sebanyak 21 kali kepada Sang
Ayah, tetapi Sang Ayah tetap menjawab dengan sabar sambil memeluk Si Anak dengan
penuh kasih sayang.
Si
Anak sangat tidak sabar saat Sang Ayah hanya menanyakan suara dari burung
gereja. Padahal sewaktu Si Anak masih kecil, sebanyak 21 kali Si Anak bertanya
suara burung gereja kepada Sang Ayah, tetapi Sang Ayah tetap menjawab dengan
sabar sambil memeluk Si Anak dengan penuh kasih sayang. Sedangkan Si Anak, baru
3 kali ditanya, sudah tidak sabar, marah dan membentak. Kisah ini menggambarkan
bahwa kasih sayang anak hanya sepanjang galah dan kasih sayang orang tua
sepanjang masa.
Kisah
selanjutnya adalah tentang bagaimana kita menghargai waktu kita sebelum
terlambat. Kisah dalam cuplikan cerita adalah ada 3 anak muda, 2 laki-laki dan
1 perempuan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat dengan menggunakan
mobil. Tetapi ditengah perjalanan terjadi kecelakaan, mobil yang ditumpangi ketiga
anak muda tersebut ditabrak oleh truk. Dalam kecelakaan tersebut, hanya 1 orang
yang selamat, sebut saja si A. Sebelum kecelakaan itu terjadi si A melakukan
hal yang baik yaitu saat azan berkumandang si A langsung bergegas melaksanakan
shalat, karena si A tahu bahwa waktu itu sangat berharga dan tidak akan bisa
diputar kembali.
Sebelum
kecelakaan, 2 anak muda selain si A tidak langsung melaksanakan shalat, tetapi
malah fokus pada pekerjaan mereka sendiri yang sebenarnya tidak begitu penting
seperti telfonan dengan teman, chattingan dengan teman dan kegiatan tidak
begitu penting lainnya. Dan sampai akhirnya mereka mengadakan perjalanan, mereka
belum melaksanakan shalat dan terjadilah kecelakaan. Pada ilustrasinya, 2 arwah
anak muda tersebut menyaksikan perbuatan mereka sendiri semasa masih hidup dan
mereka semua menangis dan sangat menyesali perbuatannya. Kisah ini menggambarkan
bahwa waktu sangatlah berharga dan tidak dapat diputar kembali. Apa yang kita
lakukan di dunia adalah pilihan kita. Apabila kita melakukan hal yang tidak
baik dan berakhir tidak baik, itu adalah pilihan kita, begitupun sebaliknya.
Kedua
kisah diatas adalah kisah yang paling menyentuh menurut saya pribadi.
Manfaat dan harapan yang dapat diambil
dari semua cuplikan film tersebut sangat banyak, diantaranya adalah kita harus
banyak bersyukur, lebih berpikir positif, mampu memotivasi diri, terus berusaha
dan melakukan pengorbanan dalam hidup, selalu menyayangi orang tua dan tahu bagaimana
cara menghargai waktu sebelum terlambat. Semoga kita bisa menjalani hidup kita
dengan sebaik-baiknya, tidak banyak mengeluh, terus berusaha dan berdoa. Selalu
berjuang untuk menggapai cita-cita dan membahagiakan orang-orang yang disayangi… :)
*Vinni Febrina