Kamis, 25 November 2010

MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.    Pengertian

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta “Dhra” yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.

Al Qur’an dan kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi manusia. 

Bidang Seni dan filsafat juga memaparkan penderitaaan, hampir semua karya besar lahir dari imajinasi penderitaan. 

Epos Ramayana dan Maha Bharata pun merupakan salah satu contoh cerita yang menggambarkan kisah yang penuh dengan penderitaan.

Karya Shakespeare banyak mengungkapkan penderitaan batin yang dialami para pelakunya. Dalam drama Romeo and Juliet, Shakespeare ingin mengomunikasikan penderitaan batin dua remaja yang sedang dilanda cinta. Kedua orang tuanya saling bermusuhan, sehingga tak mungkin bagi mereka untuk melangsungkan cintanya sampai jenjang perkawinan. 

Betapa terharu dan pilu hati pembaca atau penonton (film) menyaksikan ketragisan kedua remaja itu yang berakhir dengan kematian. Di sini kita dihadapkan pada pihak-pihak yang dicekam oleh harga diri yang palsu atau lebih tepat kesombongan orang tua. Karena sifat dan sikap yang congkak itu, anak mereka sangat dicintai menjadi korban.

Riwayat Nabi Muhammad SAW juga menceritakan bahwa beliau dilahirkan sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang dibesarkan kakeknya kamudian pamannya. Beliau menggembala kambing, bekerja pada orang dan sebagainya. Bahkan sebagian besar hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.

Riwayat Budha Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief pada dinding candi Borobudur kita juga melihat adanya penderitaan. Meskipun berupa relief, hati kita dan haru pada saat melihatnya. Seorang pangeran (Sidarta) yang meninggalkan istana yang bergemerlapan masuk hutan menjadi bhiksu dan makan dengan cara mengemis, mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.

B.     Siksaan 

Siksaan adalah suatu hukuman yang ditujukan kepada semua mahluk Tuhan yang  ada di alam sesmesta ini. Siksaan dapat berupa siksaan jasmani dan siksaan rohani. 

a)   Siksaan Jasmani (fisik)

Contoh :

Banyak anak muda yang dalam penyelesaian permasalahannya menggunakan jalan pintas. Misalnya, memotong urat nadi karena tidak bisa ditinggal sang kekasih. Ada juga yang meminum obat pembunuh serangga atau meminum obat tidur secara berlebihan, yang akhirnya si pelaku mengalami Over Dosis. Hal ini dapat menyiksa jasmani (fisik) kita.


b)  Siksaan Rohani (jiwa)


Contoh :

Dalam menghadapi suatu permasalahan, selesaikanlah dengan kepala dingin. Jangan sampai kita mengalami stress karena terlalu dalam memikirkan masalah tersebut. Apalagi kalau kita sampai depresi. Itu hanya membuat rohani (jiwa) kita tersiksa.

·     Adapun siksaan yang bersifat psikis yaitu seperti : 

-       Kebimbangan
-       Kesepian
-       Ketakutan

1.   Kebimbangan

Ada sebagian orang yang sulit sekali dalam menentukan pilihan (bimbang). Kebimbangan dapat terjadi karena kita tidak meiliki prinsip hidup yang kuat, dan mudah terpengaruh hasutan orang lain. Agar tidak terjadi kebimbangan dalam hidup kita, diperlukan prinsip yang kuat, dan pendirian yang kokoh agar tidak terpengaruh hasutan orang lain.

2.   Kesepian

Sesorang ada yang merasa dirinya diliputi kesepian, padahal ia hidup di tengah-tengah keramaian. Ini termasuk siksaan batin yang harus cepat diatasi. Dalam hal ini diharapkan untuk orang yang mengalami kesepian di jiwanya agar memiliki teman untuk saling meluapkan keluh kesah yang ada.

3.   Ketakutan

Ketakutan termasuk siksaan batin. Apabila rasa takut itu dibiarkan membesar dan tidak disesuaikan pada tempatnya, maka akan menjadi suatu Phobia. Phobia bisa disebut sebagai ketakutan yang berlebih pada suatu hal. 

·     Dibawah ini adalah beberapa contoh phobia, yaitu :
 
-       Acrophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada tempat yang tinggi.
-       Belonephobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada benda-benda tajam, seperti jarum.
-       Cheimaphobia yaitu Perasaan takut yang berlebih kepada kedinginan.
-       Demonophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada setan.
-       Eritrophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada warna merah.
-       Gamophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada perkawinan.
-       Helmintophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada cacing.
-       Ophidiophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada ular atau hewan melata.
-       Pyrophobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada api.
-       Thanatosphobia yaitu perasaan takut yang berlebih kepada kematian.

·     Umumnya ada 2 (dua) penyebab terjadinya phobia :

a)   Ahli-ahli jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah gejala dari problem psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya hilang.

b)   Ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa phobia adalah problemanya dan tidak harus ditemukan sebab-sebabnya agar mendapatkan perawatan dan pengobatan. Banyak ahli-ahli setuju tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus-menerus dan hal ini membuat si penderita menjadi lebih tertekan.

C.    Rasa Sakit 

Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.

Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rangkaian sebab-akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.


D.    Kekalutan Mental

Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan yang disebabkan karena ketidakmampuan seseorang atas suatu persoalan yang harus diselesaikan, sehingga si penderita bertingkah secara kurang wajar.

·     Gejala-gejala orang yang mengalami kekalutan mental :

-       Jasmani mengalami Pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung.
-       Jiwanya mengalami cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

·     Tahap-tahap gangguan kejiwaan :

-       Terdapat gangguan pada jasmani dan rohani si penderita.


-       Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari. sehingga cara mempertahankan dirinya salah. Pada orang normal, bila menghadapi persoalan pasti menyeselesaikannya dan tidak lari dari masalah.

-       Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

·     Sebab-sebab kekalutan mental :

-       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani dan mental yang kurang sempurna.
-       Terjadinya konflik social budaya akibat norma tidak sesuai dengan yang ada di masyarakat.
-       Cara pematangan batin yang lemah (over-acting).

·     Proses-proses kekalutan mental mendorong ke arah :

a)   Positif 

Kekalutan mental yang mendorong ke arah positif. Apabila kita diberi permasalah hidup dan dihadapkan pada kesulita dalam penyelesainnya, dapat diselesaikan dengan cara yang positf seperti berdoa kepada Tuhan, meminta agar diberi kesabaran dan ketabahan.

b)  Negatif

Kekalutan mental yang mendorong ke arah negatif. Apabial kita diberi permasalahan hidup, dan tidak mampu untuk menyelesaikannya, apabila berlarut-larut memikirkannya dapat membuat seseorang frustasi.

·     Bentuk-bentuk dari frustasi yaitu :


a)   Agresi

Emosi yang tidak terkendali yang dapat mengakibatkan penyakut Hypertensi (darah tinggi) dan juga dapat membahayakan orang disekitarnya.

b)  Regresi

Suatu proses dimana kita sebagai orang dewasa, mengalami suatu kemunduran dalam hal berfikir dan bertingkah laku, layaknya anak-anak, seperi menagis meraung-raung, memecahkan barang, dan lain-lain.

c)   Fiksasi

Suatu proses dalam pembatasan masalah yang dilakukan dengan cara membisu, memukul-mukul dada sendiri, bahkan sampai membenturkan kepala ke tembok.

d)  Proyeksi

Suatu proses dimana kita melempar sikap-sikap negative kita kepada orang lain, dan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih  baik dari sebelumnya.

e)   Identifikasi

Suatu proses menyamakan diri dengan sesorang yang bsukses dalam imajinasinya, misalnya menyamakan diri dengan artis terkenal.

f)    Narsisme

Cinta kepada diri sendiri secara berlebihan, dan menganggap diri paling superior (merasa mempunyai kelebihan tersendiri) dari orang lain.

g)   Autism

Menutup diri secara total dari kehidupan luar. Tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain. Sifat ini menjurus kepada kegilaan.

·     Penderita kekalutan mental terdapat pada lingkungan  :


1.   Kota-kota besar

Banyaknya tantangan di kota-kota besar membuat masing-masing individu sibuk dengan kebutuhan hidupnya. Salah satu ciri masyarakat di kota-kota besar adalah egoisme, yaitu mementingkan diri sendiri.

2.   Anak-anak usia muda

Anak-anak muda yang memiliki sesuatu yang mereka inginkan, sebagian besar tidak berhasil dalam pencapaiannya.

3.   Wanita

Ketika para wanita dihadapkan dalam suatu masalah, pasti akan dibawa dalm perasaanya. Mereka memiliki kondisi tubuh yang lemah, maka seringkali para wanita mengidap Psikosomatisme (gangguan kejiwaan) dari pada para laki-laki.

4.   Orang yang tidak beragama

Orang  yang tidak memiliki keyakinan bahwa ada Tuhan yang selalu ada disekitar kita, orang tersebut tidak bisa berpasrah, dan selalu berputus asa, Karena tidak yakin akan adanya Tuhan. 

5.   Orang yang terlalu mengejar materi

Seperti layaknya pedagang yang terlalu mengejar materi dan mengabaikan kegiatan spiritual, yakni kegiatan beragama dan melupakan untuk beribadah kepada Tuhan-Nya.

E.     Perjuangan dari Penderitaan

Dalam kehidupan, kita tidak hanya diberi kesenangan saja, tetapi juga diberi penderitaan. Dalam menjalani kehidupan didunia, pasti kita diberi cobaan oleh Tuhan. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melibihi dari batas kemampuan umatnya. 

Tetapi dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan, kita dituntut untuk berjuang. Dalam hal ini diperlukan usaha yuang keras dan kesabaran yang penuh dalam memecahkan permasalahan yang kita hadapi. Karena permasalahan dalm hidup, dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

F.     Sebab-sebab Penderitaan 


1.   Penderitaan karena perbuatan buruk manusia

·      Perbuatan buruk manusia yang merugikan orang lain

Contoh :

Seorang ibu yang selalu menggunakan kekerasan dalam menghukum anaknya yang nakal. Sampai-sampai menganiaya anaknya. bahkan sampai ada anak yang meninggal dunia karena sang ibu gelap mata karena kesal dengan tingkah laku anaknya yang sangat nakal.

·      Perbuatan buruk manusia yang merugikan lingkungan

Contoh :

Penebangan hutan secara liar membuat banyak bencana dalam kehidupan manusia itu sendiri. Bencana yang ditimbulkan dari penebangan hutan secara liar seperti tanah longsor, banjir dan bencana alam lainnya. Dan tentunya bencana yang datang karena perbuatan buruk manusia yang tidak bisa menjaga kelestarian alam.

2.   Penderitaan karena Penyakit, Siksaan dan Azab Tuhan

Contoh :

Banyak orang yang dilahirkan cacat, tetapi masih bisa bertahan hidup dengan berjualan atau pekerjaan lainnya. Kecacatan memang suatu penyakit yang diberikan Tuhan oleh kita. Tetapi kita tidak boleh menyerah, karena kecacatan bukanlah alasan untuk menjadi lemah dan tidak bekerja keras dalam menjalani kehidupan.


G.    Pengaruh  Penderitaan dalam Kehidupan

Orang yang mengalami penderitaan, pasti memperoleh bermacam-macam pengaruh, baik itu pengaruh positif ataupun pengaruh negatif. Dibawah ini adalah penjelasannya :

-       Apabila pengaruh negatif yang diperoleh, maka proses dalam kehidupan kita akan berjalan kurang baik, karena diliputi oleh banyak efek negatif, seperti rasa pesimis, banyak mengeluh, cepat putus asa, tidak mau berusaha, dan lain sebagainya.

-       Apabila pengaruh positif yang diperoleh, maka proses dalam kehidupan akan berjalan dengan baik, karena diliputi oleh efek positif, seperti rasa optimis, selalu mau berusaha, tidak mudah putus asa.



NOTE
“Akan lebih baik, dalam menjalani kehidupan dijalani dengan pengaruh yang positif. Karena pengaruh positif dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan tentunya kita dapat menjalani hidup dengan penuh semangat, serta menumbuhkan rasa semangat pula dalam menjalani segala aktifitas dalam kehidupan kita.



Referensi :
*Digital Books Universitas Gunadarma “Ilmu Budaya Dasar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar