A. Pengertian Informasi
Kita awali dengan
etimologi dari kata informasi itu sendiri, yang berasal dari bahasa Perancis
kuno, yaitu informacion (1387) yang
diambil dari bahasa Latin, yaitu informationem
yang berarti “garis besar, konsep atau ide”. Informasi merupakan kata benda
dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”
(Wikipedia, 2013).
Informasi adalah data
yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan
dalam proses pengambilan keputusan (Sutabri, 2005).
Proses transformasi
data menjadi suatu informasi dijelaskan oleh bagan sebagai berikut:
Berbicara mengenai
sistem, sistem berasal dari bahasa Latin “systēma” dan bahasa Yunani “sustēma”
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan (Wikipedia, 2013).
Sistem adalah kumpulan
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai satu tujuan tertentu (Istiningsih, 2009). Terdapat pandangan serupa
mengenai sistem, yaitu sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang
lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur, komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain dan terpadu (Magaline, 2008).
Lalu,
bagaimana informasi dapat berinteraksi dengan sistem?
Dibawah ini adalah
bagan mengenai bagaimana informasi dapat berinterkasi dengan sistem:
(Siklus
Informasi)
Keterangan:
Pengolahan
data → untuk menghasilkan informasi → penerima menerima informasi → membuat
keputusan dan melakukan tindakan berarti → menghasilkan tindakan lain yang akan
membuat sejumlah data kembali → data akan ditangkap sebagai input → diproses
kembali lewat suatu model → kembali menghasilkan suatu informasi → terus
menerus akan berulang hingga membentuk siklus informasi (information circle) atau disebut juga siklus pengolahan data.
B.
Pengertian
Sistem Informasi Psikologi
Pembahasan kali ini
tidak jauh dari pembahasan sebelumnya yaitu mengenai penggunaan sistem informasi
dalam psikologi. Diawali dengan pengertian dari sistem, sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu (Istiningsih, 2009).
Informasi adalah
sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang
nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang
telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam
proses pengabilan keputusan (Magaline, 2008).
Sistem informasi yaitu
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam suatu
organisasi, dimana sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi
atau peralatan sistem lainnya (Magaline, 2008). Pengertian serupa juga
dikemukakan oleh Hall (2001), bahwa sistem informasi merupakan sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi dan
didistribusikan kepada pemakai.
Sistem informasi pada
pembahasan kali ini dihubungkan dengan psikologi. Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti “jiwa” dan logos artinya “ilmu pengetahuan”. Jadi,
psikologi adalah ilmu jiwa. Branca (dalam Basuki, 2008) mengemukakan psikologi
adalah pengetahuan tentang perilaku manusia. Woodworth dan Marquis (dalam
Basuki, 2008) memberi gambaran bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas
individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosional.
Jadi,
apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Psikologi?
Dapat diambil
kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu pemanfaatan media teknologi
untuk membantu mempermudah mengolah data yang berkaitan dengan ilmu psikologi,
dengan bantuan media teknologi komputer yang berkontribusi dengan sistem
informasi, dimana hal ini akan sangat membantu dan mempermudah mulai dari
penginputan data, pemrosesan data hingga mendapatkan hasil (output) dalam pengolahan data.
Lalu, bagaimana penggunaan Sistem
Informasi dalam Psikologi?
KASUS
Pada
masa globalisasi ini, teknologi yang disuguhkan semakin lama semakin modern,
pekerjaan dapat dengan mudah diselesaikan salah satunya dengan perantara komputer.
Dalam bidang psikologi, tentu kita familiar dengan penggunaan tes psikologi.
Terdapat beberapa macam tes dalam bidang psikologi, seperti tes kepribadian,
tes minat dan bakat, tes intelegensi dan tes psikologis lainnya. Sebagai
contoh, dalam skoring tes intelegensi IST (Intelligenz
Structure Test) menggunakan komputer dalam pengerjaannya. Kita memasukan
data-data dari tes tersebut sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan,
kemudian komputer memproses data-data tersebut hingga pada akhirnya nanti akan
keluar hasil dari pemrosesan data tersebut yaitu berupa grafik dan angka
tingkat intelegensi individu.
ANALISA KASUS
Berdasarkan
contoh diatas, penggunaan komputer digunakan untuk mempermudah pengolahan data,
dan sehubungan dengan pengertian dari sistem informasi psikologi yang merupakan
pemanfaatan media teknologi untuk membantu mempermudah mengolah data yang
berkaitan dengan ilmu psikologi, dengan bantuan media teknologi komputer yang
berkontribusi dengan sistem informasi, dimana hal ini akan sangat membantu dan
mempermudah mulai dari penginputan data, pemrosesan data hingga mendapatkan
hasil (output) dalam pengolahan data.
Mengenai skoring tes intelegensi IST (Intelligenz Structure Test) menggunakan komputer dalam
pengerjaannya dengan transformasi data menjadi suatu informasi, sebagai
berikut:
Input
→ Memasukan data-data dari tes
tersebut sesuai langkah-langkah yang
telah ditentukan (berisi data-data pengisian tes
intelegensi tersebut).
Proses
→ Komputer memproses data-data
pengisian tes intelegensi tersebut.
Output
→ Hasil dari pemrosesan data-data
pengisian tes intelegensi, yaitu
berupa grafik dan angka tingkat intelegensi
individu.
Pada
intinya, pada sebuah sistem selalu terdapat transformasi data menjadi suatu
informasi, yaitu input – proses – output. Data-data dimasukan kedalam
sistem pemrosesan data yang bekerjasama untuk mengolah data-data tersebut
sehingga menghasilkan hasil (output)
sebagai suatu informasi yang bermanfaat, dan kemudian digunakan sesuai dengan
kebutuhan dalam bidang ilmu psikologi. Walaupun sudah berbasis komputer, bukan
berarti akan lepas dari kesalahan atau error. Mesin juga dapat mencapai titik
error, sama halnya dengan manusia yang tidak luput dari kesalahan.
Referensi:
Anonim. (2013). Siklus informasi. http://artidari.blogspot.com/2012/03/siklus-informasi.html. Diakses 7 Oktober 2013.
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi umum.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Furqon, C. Konsep informasi. Dikutip dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._
MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-CHAIRUL_FURQON/003._SIM-konsep_informasi.pdf. Diakses 7 Oktober 2013.
Istiningsih. (2009). Pengertian sistem dan analisis sistem. Depok: Universitas
Gunadarma.
Magaline, Ferdinand. (2008). Konsep dasar. http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf. Diakses 7 Oktober 2013.
Sutabri, Tata. (2005). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Andi.
Wikipedia. (2013). Informasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi. Diakses 7 Oktober 2013.
Wikipedia. (2013). Sistem. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem.
Diakses 7 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar